Peluang Usaha

Peluang Usaha
Bisnis Beras Organik Indonesia Peluang Usaha Nomer Satu

bisnis beras

bisnis beras
bisnis beras

Wednesday, June 25, 2008

Indonesia Bisa Terhindar Dari Krisis Pangan

Indonesia Bisa Terhindar Dari Krisis Pangan

Produksi beras Indonesia mengalami kenaikan sebesar 4,8 Persen

JAKARTA– Pemerintah optimistis krisis pangan tidak akan menghinggapi Indonesia, kendati hal itu terjadi di sejumlah negara seperti dipaparkan Badan Pangan Dunia (FAO).

Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriyantono, produksi pangan khususnya beras meningkat secara signifikan dibanding negara-negara lain tahun ini. Peningkatan produksi pangan akan menjamin ketersediaan pangan melimpah.

”Kekhawatiran krisis pangan bisa diredam, karena produksi pangan meningkat drastis dibanding negara-negara lain,” ujar Mentan Anton usai mengikuti Rapat Koordinasi Ekonomi di Kantor Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo), Jakarta, Jumat (11/4/2008). Rapat yang dipimpin Menko Perekonomian Boediono itu dihadiri Mendag, Menkop dan UKM, Menteri PU, Menhub, Menkominfo dan Menneg BUMN. Menhut, Menperin, Men DKP diwakilkan.

Mentan memastikan, berdasar data-data produksi, terjadi peningkatan drastis dibanding negara-negara lain. Peningkatan produksi beras yang mencapai 4,8 persen pada tahun 2007 dinilai merupakan prestasi bagi Indonesia. Mentan lantas membandingkan, yakni produksi pangan di Cina hanya naik 1,3 persen. Produksi beras di Thailand naik sekitar 1 sekian persen.

”India dan Bangladesh justru menurun produksi berasnya. Itulah mengapa negara-negara lain harga pangannya terutama beras naik, bahkan mengalami krisis, sedang harga beras di sini justru stabil karena ketersediaan stok pangan yang cukup,” ujar menteri asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. Tahun 2008 ini, Deptan menargetkan produksi beras naik menjadi 5 persen.

Oleh karena itu, kata Mentan, mengingat akan memasuki musim paceklik, pemerintah mendorong pemerintah daerah dan Perum Bulog memperbanyak stok, seperti menyimpan di gudang-gudang atau menghidupkan kembali lumbung-lumbung desa. ”Jangan terlena lakukan stok,” pinta Mentan.

Menjawab pertanyaan kapan masa paceklik terjadi, menurut Mentan, paceklik terjadi ketika defisit produksi dengan konsumsi, dan itu biasanya terjadi pada bulan September sampai Oktober. Menurut Mentan, sistem perekonomian Nabi Yusuf berupa penyimpanan stok pangan selama tujuh tahun untuk ketersediaan pangan pada tujuh tahun berikutnya layak dicontoh pemerintah.

Mengenai perdagangan komoditi beras antarpulau yang melonjak dratis dan berpotensi terjadi penyelundupan, Mentan mengaku belum mendengar informasi adanya penyelundupan. ”Pengawasan perdagangan tugas Depdag, kalau kita jamin supaya produksi beras terus meningkat,” ujar Mentan.

Sebelumnya, Induk Koperasi Tani dan Nelayan (Inkoptan) mensinyalir perdagangan beras antar pulau dalam sebulan mencapai 150 ribu ton. Hal itu terjadi ketika harga beras dunia meningkat. Padahal, dalam kondisi normal, perdagangan antar pulau sekitar 50-60 ton per bulan. ”Silakan tanya Depdag, bagaimana pengawasan perdagangan antar pulau,” tutur Mentan.

Aturan ekspor beras
Sementara itu, Departemen Perdagangan segera mengeluarkan peraturan mengenai ekspor beras, yang kini sedang dalam tahap persiapan. “Saya sedang siapkan peraturan ekspor beras, dalam beberapa hari ini akan keluar SK (Surat Keputusan)-nya,” kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di tempat yang sama.

Mendag mengatakan SK itu berisi mengenai pelarangan ekspor beras, kecuali yang dilakukan oleh Bulog. “Hanya Bulog yang boleh ekspor beras dan itu harus dengan izin pemerintah melalui tim stabilitas pangan,” jelas Mari. Mendag mengatakan, Bulog hanya dapat mengekspor beras bila terjadi surplus produksi beras di dalam negeri. “Jadi kalau tidak ada surplus, tidak ada ekspor,” katanya.

Mengenai penyelundupan beras ke luar negeri yang mungkin terjadi karena perbedaan harga beras dalam negeri dengan pasar internasional, Mendag mengatakan, bahwa hal tersebut sudah masuk wilayah hukum. “Itu bagian dari hukum, sudah ada bagian hukum mengenai penimbunan dan penyelundupan,” katanya.

Sedangkan untuk ekspor komoditas nonberas seperti jagung dan tepung terigu, belum perlu dikeluarkan peraturan untuk ekspor. “Untuk jagung kita lihat nanti, justru produksi jagung surplus, tetapi untuk tepung terigu kan kita masih impor.

Sumber : zakyalhamzah.wordpress.com

Bisnis Beras Organik Indonesia Peluang Usaha Nomer Satu 021-73888872

No comments:

Bisnis Beras Organik

Bisnis Beras Organik
Bisnis Beras Organik

organik indonesia

organik indonesia
organic indonesia